Monday 16 February 2015

JENIS DAN MACAM PENGANGGURAN

JENIS & MACAM PENGANGGURAN

  BERDASARKAN JAM KERJA
               Berdasarkan jam kerja, penganggurandikelompokkan menjadi 3 macam:• Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.• Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.• Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
·  BERDASARKANPENYEBAB TERJADINYA
1. Pengangguran friksional (frictional unemployment) Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
 2. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
3. Pengangguran struktural (structural unemployment) Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: – Akibat permintaan berkurang – Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi – Akibat kebijakan pemerintah
 4. Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.5. Pengangguran siklikal Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.6. Pengangguran teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.7. Pengangguran siklus Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).






 PENYEBAB PENGANGGURAN

           Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguranadalah sebagai berikut:1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
·   Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia5.Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
·  Akibat pengangguran• Bagi perekonomian negara – Penurunan pendapatan perkapita. – Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. – Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.• Bagi masyarakat – Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis. – Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja. – Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
·  Kebijakan-Kebijakan Pengangguran• Cara Mengatasi Pengangguran Struktural – Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : – Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. – Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan. – Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan – Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
·  Cara Mengatasi Pengangguran FriksionalUntuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapatdigunakan cara-cara sebagai berikut.• Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri- industri baru, terutama yang bersifat padat karya.• Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.• Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.• Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.• Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
·  Cara Mengatasi Pengangguran Musiman• Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.• Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan• Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
·  Cara Mengatasi Pengangguran Siklus• Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.• Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan• Meningkatkan daya beli masyarakat
·  Ekonomi dan Pengangguran• Struktur ekspansi perekonomian yang belum diimbangi peningkatan kapasitas produksi secara signifikan mengakibatkan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi tingkat pengangguran menjadi terbatas.• Tingkat pengangguran terbuka sedikit menurun dari 11,2% pada 2005 menjadi 10,3%.• Namun demikian, jumlah pengangguran ini masih relatif lebih tinggi dibanding periode sebelum krisis yang rata-rata mencapai 5,5%.
·  Pengangguran Menurut Kelompok Umur• Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar penganggur di Indonesia berada pada kelompok usia muda dan produktif yaitu 15-24 tahun.• Tingginya proporsi penganggur pada kelompok usia ini mengindikasikan pasar tenaga kerja belum optimal menyerap angkatan kerja usia lepas sekolah menengah.• Hal ini juga sejalan gambaran proporsi dominan penganggur terbesar terdapat pada angkatan kerja berlatar belakang pendidikan SLTP dan SLTA yaitu lebih dari 60% dari total penganggur.
·  Komposisi Penganggur Berdasarkan Umur
·  Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas, Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan
·  Karakteristik Ekonomi dan Pengangguran• Tingkat pengangguran yang belum menurun secara signifikan banyak dipengaruhi karakteristik daya serap tenaga kerja sektor- sektor ekonomi.• Sektor-sektor yang memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi seperti pertanian dan industri pengolahan belum tumbuh kuat.• Pada 2006 daya serap terhadap tenaga kerja dari kedua sektor ini masing-masing tumbuh negatif 2,8% dan 0,5%, atau berbeda jauh dibandingkan 2005 yang tumbuh positif masing- masing sebesar 1,7% dan 8,0%.
·  Pertumbuhan Penyerapan Tahunan & Penyerapan TK Sebelum dan Sesudah Krisis Per 1% PDB
·  Daya Serap Tenaga Kerja• Sementara itu, pertumbuhan yang tinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan dan sektor jasa belum signifikan mengurangi pengangguran sejalan dengan karakteristik sektor-sektor tersebut yang relatif padat modal dan teknologi.• Namun demikian, perkembangan daya serap tersebut belum banyak memengaruhi komposisi tenaga kerja. Tenaga kerja tetap terkonsentrasi pada sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri masing-masing sebesar 42,0%, 17,8% dan 12,5%.
·  Produksi Sektoral dan Daya Serap Angkatan Kerja• Dikaitkan dengan produksi sektoral, daya serap angkatan kerja yang belum meningkat juga terkait dengan produktivitas tenaga kerja.• Bila dibandingkan 2005, produktivitas tenaga kerja yang diukur dari jumlah output per tenaga kerja menunjukkan peningkatan dari 18,4% menjadi 19,4% pada 2006.• Secara sektoral, kenaikan produktivitas tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor pertanian dan sektor jasa yang masing-masing meningkat sebesar 11,2%, 7,5% dan 5,5%
·  Distribusi TK Sektoral
·  Produktifitas Tenaga Kerja
·  Produktivitas Tenaga Kerja Pra dan Pascakrisis
·  Grafik Pengangguran di Indonesia tahun 1996 - 2005
·  Angkatan Kerja, Bekerja, dan Menganggur
·  Pengangguran Berdasar Pendidikan
·  KEMISKINAN Kesenjangan ekonomi atau ketimpangandalam distribusi pendapatan antara kelompokmasyarakat berpendapatan tinggi dan kelompokmasyarakat berpendapatan

             JENIS-JENIS Kemiskinan relatif adalah suatu ukuranqKEMISKINAN DAN DEFINISINYA mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinanqdistribusi yang dimaksud. dibawah, dimana kebutuhan- kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.



 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Tingkat dan laju pertumbuhan output Tingkat upah §neto §Distribusi pendapatan §Kesempatan kerja
§Tingkat inflasi
§Pajak dan subsidi
§Investasi Alokasi  
§kualitas SDA
§Ketersediaan fasilitas umum
§Penggunaan teknologi
§Tingkat dan jenis pendidikan
§Kondisi fisik dan alam
§Politik
§Bencana alam Peperangan

  KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
        
         Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.• Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni : – pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan – Pemerintahan yang baik (good governance) – Pembangunan sosial
          Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu : – Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan – Intervensi jangka menengah dan panjang • Pembangunan sektor swasta • Kerjasama regional • APBN dan administrasi • Desentralisasi • Pendidikan dan Kesehatan • Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan


   Distribusi pendapatan

     Distribusi pendapatan adalah bagaimana tingkat penyebaran pendapatan disuatu wilayah atau daerah. Permasalahan ekonomi yang umum dalam ekonomi adalah kemiskinan, pengangguran dan penyediaan kesempatan kerja, serta inflasi dan lain-lainnya.  Di indonesia, kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling sulit dibenahi, bahkan dari tahun ke tahun angka nominal kesmiskinan di Indonesia cendrung meningkat. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan, salah satunya adalah tidak meratanya distribusi pendapatan.

Ketidakmerataan distribusi pendapatan juga bisa disebabkan berbagai hal, salahsatunya dapat disebabkan oleh sistem ekonomi yang di anut oleh suatu wilayah, atau negara. Suatu negara yang menganut sistem kapitalis murni, berkemungkinan besar akan bisa mengalami ketimpangan pendapatan. Karena sifat atau ciri sistem ekonomi kapitalis adalah mengakui adanya private goods. Setiap orang berhak memiliki apapun sebagai milik pribadi jika ia memiliki kemampuan untuk mendapatkanny atau memperolehnya. Hal ini lah yang dapat menyebabkan ketimpangan atau tidak meratanya distribusi pendapatan. Apabila seseorang memiliki kapital yang banyak, maka ia dapat membuka usaha, sehingga ia akan bisa memiliki Akumulasi modal. Sementara orang orang yang pada awalnya tidak memiliki kapital , tetap tidak bisa memiliki kapital.

Ada dua jenis pendapatan :
·         Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai jenis labor income lainnya
·         Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut juga sebagai laba perusahaan perseorangan.

2.      Ketimpangan dan Kemerataan
       Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang berpendapatan rendah 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk.
ketidakmerataan (ketimpangan pendapatan) dapat disebabkan oleh keberagaman faktor faktor produksi yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu daerah/wilayah. Semakin banyak faktor produksi yang dimiliki oleh seseorang, maka berkemungkinan besar ia akan memiliki pendapatan yang juga semakin besar. Apabila suatu daerah memiliki ketidakmerataan pendapatan atau ketimpangan yang besar, maka akan menyebabkan meningkatnya angka kriminalitas , kesenjangan sosial.




Dalam indeks Atkinson (1970) ketidakmerataan terdapat perbedaan dalam mengukur pendapatan dan mengukur keterlibatan kerugian social dalam distribusi pendapatan yang tidak merata dalam pendapatan sama. Atkinson mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan dengan pengurangan persentase pendapatan total yang dapat dijadikan penompang tanpa mengurangi kesejahteraan social. Pada ketidakmerataan lebih, distribusi pendapatan sekarang, lebih mengurangi pendapatan total yang dat menompang tanpa merugikan kesejahteraan social dengan distribusi pemerataan otal yang baru.

No comments:

Post a Comment